Rabu, 10 Februari 2016

Vaksinasi Dewasa - Adult Vaccination

Vaksinasi Dewasa - Adult Vaccination

Seperti yang sudah saya singgung pada halaman sebelumnya, bahwa sekarang paradigmanya adalah preventif.  Maka vaksinasi untuk dewasa memegang porsi besar dalam paradigma baru tersebut.
Banyak orang dewasa yang salah mengira bahwa vaksinasi yang mereka dapatkan saat kecil dulu, akan memberikan proteksi terhadap penyakit untuk sepanjang hidupnya.  Hal ini memang benar untuk beberapa macam penyakit seperti polio.  Tapi banyak penyakit yang vaksinasinya harus diulang secara berkala untuk mempertahankan imunitas atau kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.  Kemudian ada pula penyakit yang vaksinnya memang belum ada saat mereka kecil dulu.  Malahan ada vaksin yang memang diperuntukkan untuk orang dewasa, karena untuk penyakit tertentu memang justru memiliki resiko tinggi pada usia dewasa.

Di negara maju saja, seperti di Amerika Serikat (yang kesadaran masyarakatnya sudah tinggi) masih menghabiskan lebih dari sepuluh miliar dolar setiap tahun untuk mengatasi dan mengobati penyakit yang sebenarnya sudah ada vaksinnya. Dapat kita bayangkan bagaimana halnya dengan di Indonesia.

Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, pada tahun 2013 dengan juga didukung oleh persatuan dokter ahli alergi dan imunologi (PERLAMUNI), memberikan rekomendasi jadwal vaksinasi untuk dewasa seperti di bawah ini.  Saya sertakan juga penjelasan yang dibagi berdasarkan penyakit-penyakitnya. Untuk mengunjungi situs resmi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, silakan click di sini.

Bila Anda membutuhkan penjelasan tentang penyakit-penyakit tersebut, silakan click pada nama penyakit yang terdapat active link-nya.  Atau click di sini untuk melihat index penyakit lainnya.
 
1. Influenza
  • Semua orang dewasa dianjurkan untuk vaksinasi Influenza satu kali setiap tahun.
  • Beberapa kelompok/kondisi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi Influenza: gangguan sistem pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan kardiovaskular (gagal jantung, penyakit jantung koroner, sindroma koroner akut, hipertensi, aritmia, gangguan katup jantung, defek kongenital), diabetes melitus, imunokompromais (HIV/AIDS, kanker, dll.), kanker, anemia/hemoglobinopati, obesitas morbid, lansia, karyawan/pekerja, tenaga kesehatan, perokok, pelancong (traveller), orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan, dan calon jemaah haji/umrah.
  • Untuk ibu hamil (terutama pada masa pandemi)
  • Vaksin Influenza dapat diberikan sepanjang tahun.
2. Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap)
  • Pemberian boosterTd/Tdap sangat penting sehubungan dengan wabah Difteri yang terjadi di beberapa daerah dan waning immunity pascavaksinasi Pertusis.
  • Orang dewasa menggunakan Vaksin Td/Tdap, yang merupakan vaksin DTP dengan reduksi antigen Difteri dan Pertusis. Tdap menggunakan komponen pertusis aseluler (bukan whole-cell), sehingga kurang reaktogenik.
  • Untuk mencegah Tetanus Neonatorum, status imunisasi Tetanus bagi WUS (Wanita Usia Subur) dan calon pengantin perempuan juga harus diperhatikan.

3. Varicella (Cacar Air)
  • Vaksin Varicella merupakan vaksin hidup.
  • Semua orang dewasa yang tidak terbukti pemah mengalami Cacar Air atau tidak memiliki kekebalan terhadap Varicella, dianjurkan untuk vaksinasi.
  • Manifestasi klinis Cacar Air pads orang dewasa umumnya lebih berat daripada anak-anak.
  • Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan.
  • Varicella dapat menyebabkan cacat janin bila infeksi primer terjadi pada trimester pertama kehamilan, sehingga dianjurkan diberikan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir.
  • Jangan berikan kepada ibu hamil.

4. Human Papillomavirus (HPV) untuk Perempuan
  • Vaksinasi HPV untuk perempuan dapat menggunakan vaksin HPV bivalent atau quadrivalent
  • Waktu pemberian terbaik untuk memperoleh efektivitas maksimal adalah usia 9-26 tahun dan/atau sebelum aktif secara seksual.
  • Vaksin dapat diberikan hingga usia 55 tahun.
  • Vaksinasi tidak menggantikan Pap Smear (yang tetap harus dilakukan minimal setiap 3 tahun).
  • Tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.

5. Human Papillomavirus (HPV) untuk Laki-laki
  • Vaksinasi HPV untuk laki-laki hanya menggunakan vaksin HPV quadrivalent.
  • Untuk usia 9-21 tahun, vaksin diberikan kepada semua individu.
  • Untuk usia 22-26tahun, vaksin terutama diberikan kepada individu homoseksual yang belum vaksinasi. Individu non homoseksual juga dapat menerima vaksinasi hingga usia 26 tahun.

6. Zoster
  • Berikan 1 dosis vaksin Zoster kepada semua individu berusia 60 tahun ke atas, dengan atau tanpa episode Zoster sebelumnya.
  • Vaksin Zoster merupakan vaksin hidup.
  • Vaksin akan tersedia di Indonesia setelah proses registrasi.

7. Measles / Campak, Mumps / Gondongan, Rubella / Campak Jerman (MMR)
  • Vaksin MMR merupakan vaksin hidup.
  • Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan, pelancong, dan orang yang tinggal di asrama/ lingkungan padat, dan saat terjadi wabah
  • Dosis kedua diperlukan karena 2-5% populasi normal tidak merespons 1 dosis MMR.
  • Vaksin MMR dapat mencegah sindroma Rubella Kongenital, berikan kepada perempuan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir. Jangan berikan kepada ibu hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir.
  • Jangan diberikan kepada ibu hamil.

8. Hepatitis A
  • Vaksin ini dianjurkan untuk semua individu.
  • Perhatian khusus harus diberikan kepada pelancong dan penjamah makanan (food handler).
9. Hepatitis B
  • Vaksinasi semua orang dewasa tanpa terkecuali; dianjurkan untuk memeriksa HbsAg terlebih dahulu.
  • Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok risiko tinggi: tenaga kesehatan, pengguna Narkoba, orang dengan partner seksual multipel, kondisi imunokompromais, pasien dengan gangguan hati kronik, dan pasien dengan gangguan ginjal kronik termasuk yang sedang hemodialisis.
  • Khusus pads individu imunokompromais atau pasien hemodialisis, berikan vaksin 2 dosis (2 x 20ug/ml) setiap kali penyuntikan pads bulan 0, 1, 2, dan 6.
  • Pada individu imunokompeten, tidak ada rekomendasi untuk memberikan dosis penguat (booster).
  • Pada individu imunokompromais, pemeriksaan titer antibodi anti-HbsAg pascavaksinasi dilakukan secara berkala (booster diberikan bila titer <= 10 mIU/mL).
  • Perlu diingat terdapat fenomena responder dan nonresponder.
  • Pada individu imunokompeten, pemeriksaan titer antibodi anti-HbsAg pascavaksinasi dilakukan pads 1-3 bulan setelah vaksinasi terakhir (protektif bila titer >= 10 mIU/mL). Pemeriksaan yang dilakukan lebih dari 6 bulan pascavaksinasi kurang memiliki manfaat dan dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.

10. Hepatitis A dan Hepatitis B (kombinasi)
  • Bila tersedia, gunakan vaksin kombinasi Hepatitis A dan Hepatitis B. Selain lebih ekonomis, kesempatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi lebih besar.

11. Thyphoid Fever (Demam Tifoid)
  • Sebagai negara endemis, vaksin ini dianjurkan untuk semua orang dengan atau tanpa riwayat Demam Tifoid.

12. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23) /Pneumonia
  • Vaksinasi semua orang berusia 60 tahun ke atas.
  • Vaksinasi orang berusia 60 tahun ke bawah dengan kondisi berikut: perokok aktif, gangguan sistem pernapasan kronik (PPOK dan asma), gangguan sistem kardiovaskular, diabetes melitus, gagal ginjal kronik, sindroma nefrotik, gangguan hati kronik (termasuk sirosis), alkoholisme, implan koklea, kebocoran cairan serebrospinal, imunokompromais, asplenia, dan orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan.
  • Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah; perlu diperhatian agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji/umrah berangkat.
  • Bila vaksin diberikan pads usia 19-60 tahun, diperlukan 1 dosis ulangan 5 tahun kemudian. Semua individu yang imunokompromais harus memperoleh 1 dosis ulangan, berapapun usianya saat vaksinasi dosis pertama.
  • Bila vaksin diberikan pada usia 60 tahun ke atas, dosis ulangan tidak diperlukan (tidak berlaku pads kondisi imunokompromais).
  • Beberapa kondisi memerlukan vaksinasi PPSV23 dan PCV13 (lihat poin nomor 13).

13. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23) /Pneumonia
  • Vaksinasi semua orang berusia 50 tahun ke atas.
  • Vaksinasi orang berusia 19 tahun ke atas dengan kondisi berikut: imunokompromais (immuno-defisiensi bawaan atau dapatan, HIV/AIDS, gagal ginjal kronis, sindroma nefrotik, leukemia, limfoma, Hodgkin disease, kanker, immunosupresi iatrogenik, pasien yang mendapatkan transplantasi organ, mieloma multipel), asplenia fungsional atau anatomis (sickle cell disease / kelainan hemoglobin lain), pasien dengan implan koklea, dan kebocoran cairan serebrospinal.
  • Mereka yang termasuk dalam kelompok di atas dan belum perah vaksinasi PPSV23, dianjurkan untuk vaksinasi 1 dosis PCV13 terlebih dulu. Lanjutkan dengan vaksinasi PPSV23 minimal 8 minggu setelah pemberian vaksin PCV13.
  • Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah; perlu diperhatian agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji/umrah berangkat.
  • Bila sebelumnya sudah pemah vaksinasi PPSV23, berikan vaksin PCV13 dengan jeda minimal 1 tahun setelah pemberian vaksin PPSV23.

14. Meningitis Meningokokal
  • Vaksinasi Meningitis Meningokokal tidak diberikan secara rutin.
  • Vaksin ini hanya diberikan kepada calon jemaah haji/umrah dan calon pelancong ke negara-negara tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • Vaksin ini boleh diberikan kepada ibu hamil (dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh lebih besar dari risiko) dan ibu menyusui.

15. Yellow Fever (Demam Kuning)
  • Vaksin Yellow Fever merupakan vaksin hidup.
  • Vaksin Yellow Fever tidak diberikan secara rutin.
  • Vaksin ini hanya diberikan kepada calon pelancong ke negara-negara tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 
Bosan Sakit Flu? Vaksin Flu Sekarang! by Agnes Susanto | Kesehatan Umum Penyakit Flu Influenza (“flu”) adalah penyakit menular yang menyebar di seluruh Amerika Serikat di setiap musim dingin, biasanya antara bulan Oktober sampai Mei. Penyakit Flu Influenza (“flu”) adalah penyakit menular yang menyebar di seluruh Amerika Serikat di setiap musim dingin, biasanya antara bulan Oktober sampai Mei. Setiap tahun, ribuan orang di Amerika Serikat meninggal akibat flu, dan jauh lebih banyak pula yang dirawat di rumah sakit. Sedangkan di Indonesia, data dari CDC menyatakan bahwa insiden penyakit influenza hampir merata sepanjang tahun. Influenza sering menyebabkan wabah yang terlokalisir pada sebuah periode tertentu terlokalisir di satu area atau komunitas tertentu, terutama di area padat populasi yang tinggal atau bekerja bersama di suatu ruangan tertutup. Keadaan inilah yang akan mempermudah penyebaran virus dan menyebabkan “musim flu” di komunitas tersebut. Penyebabnya adalah virus influenza, yang bisa tersebar melalui batuk, bersin, dan bersentuhan. Siapapun bisa menderita influenza, tapi risiko menderita flu adalah yang tertinggi di kalangan anak-anak. Gejalanya muncul mendadak dan bisa berlangsung selama beberapa hari. Antara lain adalah: Demam/menggigil Nyeri tenggorokan Letih Batuk Pusing Sakit pada otot Pilek atau hidung tersumbat Gejala flu bisa jauh lebih parah pada sebagian orang dibanding lainnya, antara lain pada anak-anak, mereka yang berusia 65 tahun ke atas, wanita hamil, dan mereka yang menderita penyakit tertentu – misalnya penyakit jantung, ginjal, paru-paru, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Flu juga bisa menyebabkan radang paru-paru disertai demam tinggi, serta memperberat kondisi penyakit yang sudah ada. Flu juga bisa menyebabkan diare dan kejang pada anak-anak. Vaksin Flu atau Vaksin Influenza Ada dua jenis vaksin influenza: Vaksin yang terbuat dari virus influenza yang dinonaktifkan (vaksin mati/inaktif), yang tidak mengandung virus influenza hidup sama sekali. Diberikan melalui suntikan dengan jarum dan sering disebut sebagai “suntikan vaksin flu”. Terdapat vaksin influenza jenis lain, yaitu vaksin yang terbuat dari virus influenza yang masih hidup dan dilemahkan, disemprotkan ke dalam hidung. Vaksin ini tidak ada di Indonesia. Sebaiknya vaksinasi flu diberikan setiap tahun. Anak-anak usia 6 bulan-8 tahun sebaiknya mendapatkan dua dosis pada tahun pertama mereka divaksinasi. Virus influenza selalu berubah-ubah. Setiap tahun, vaksinasi flu dibuat untuk melindungi diri Anda dari virus yang kemungkinan besar menyebabkan influenza pada tahun itu. Kendati vaksinasi flu tidak dapat mencegah semua kasus penyakit flu, vaksin ini merupakan pertahanan terbaik melawan penyakit ini. Vaksin flu yang dinonaktifkan melindungi dari 3-4 virus influenza. Diperlukan waktu 2 minggu sejak hari penyuntikan, untuk membentuk pertahanan tubuh yang optimal. Perlindungan ini bertahan selama beberapa bulan sampai satu tahun. Sebagian penyakit yang tidak disebabkan oleh virus influenza sering disalahpahami sebagai flu. Vaksin flu tidak akan mencegah semua penyakit batuk-pilek, melainkan hanya mencegah influenza. Vaksin influenza “berdosis tinggi” tersedia bagi usia 65 tahun ke atas. Orang yang memberikan vaksin ini pada Anda bisa menjelaskannya lebih jauh. Sebagian vaksin influenza yang dinonaktifkan mengandung zat pengawet berbasis merkuri bernama thimerosal. Menurut beberapa penelitian, therimosal dalam vaksin tidaklah berbahaya, namun vaksin influenza yang tidak mengandung thimerosal juga tersedia. Siapa saja yang boleh mendapatkan vaksin flu ini? CDC Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka yang sebaiknya mendapatkan vaksin flu adalah mereka yang rentan untuk terkena infeksi flu dan rentan terhadap komplikasi penyakit flu yang bisa berakibat fatal bagi mereka. Anak-anak yang berusia 6 bulan – 4 tahun (59 bulan); Orang dewasa berusia 50 tahun ke atas; Penderita penyakit paru kronis termasuk pengidap asma, penderita penyakit jantung menahun kecuali penderita hipertensi, penderita penyakit gangguan ginjal, hati, saraf, gangguan darah, dan penyakit gangguan metabolik termasuk penderita diabetes mellitus Orang-orang dengan kekebalan tubuh yang menurun (kondisi yang menyebabkan imuno supresi baik oleh karena obat maupun karena infeksi HIV); Orang yang akan hamil dan hamil di saat musim flu; Anak-anak yang berusia 6 bulan hingga 18 tahun dan sedang dalam pengobatan aspirin dalam jangka panjang serta mereka yang berisiko mengalami sindroma Reye setelah infeksi virus; Orang-orang yang tinggal di panti perawatan atau fasilitas perawatan penyakit kronis lainnya; Orang-orang keturunan atau ras Indian Amerika atau Alaska; Orang yang obesitas (IMT di atas dari 40); Para petugas kesehatan; Pekerja yang kontak dan merawat anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun atau lansia yang berusia di atas 50 tahun; dan Pekerja yang kontak dan merawat orang-orang dengan gangguan medis yang berisiko tinggu untuk terkena komplikasi fatas dari influenza. Kelompok orang yang TIDAK dianjurkan untuk mendapatkan vaksin flu Orang dengan riwayat alergi apapun yang parah, termasuk alergi berat terhadap telur ayam. Jika Anda mengalami reaksi alergi yang mengancam nyawa setelah mendapatkan satu dosis vaksin flu, atau menderita alergi yang parah terhadap bagian apapun dari vaksin ini, Anda disarankan agar tidak mendapatkan satu dosis vaksin ini. Penderita Guillain-BarrĂ© Syndrome (GBS/ kelumpuhan saraf yang parah). Sebagian orang yang memiliki riwayat GBS tidak boleh mendapatkan vaksin ini. Hal ini harus dibicarakan dengan dokter Anda. Orang yang sedang tidak enak badan. Vaksin flu tidak berbahaya, namun dapat menambah rasa tidak nyaman pada diri Anda, sehingga disarankan Anda menunggu hingga kondisi membaik, baru Anda Adakah efek samping dari vaksin flu ini? Seperti layaknya obat manapun, vaksinasi dapat mengakibatkan efek samping, Yang biasanya ringan dan akan hilang sendiri. Efek samping yang serius juga mungkin terjadi, namun sangat jarang. Vaksin influenza yang dinonaktifkan tidak mengandung virus flu hidup, jadi tidak mungkin menyebabkan flu. Pingsan selama beberapa saat dan gejala terkait (misalnya gerakan menghentak) bisa terjadi setelah prosedur medis apapun, termasuk vaksinasi. Duduk atau berbaring selama kurang lebih 15 menit setelah vaksinasi bisa membantu mencegah pingsan dan cedera akibat jatuh. Beritahu dokter jika Anda merasa pusing, atau bila penglihatan Anda berubah atau telinga Anda rasanya berdenging. Masalah Ringan setelah vaksinasi flu dengan jenis vaksin yang dinonaktifkan: Nyeri, kemerah-merahan, atau bengkak pada bagian tubuh yang mendapat suntikan Suara serak; nyeri, mata memerah atau gatal; batuk Demam Nyeri Pusing Gatal Letih Jika masalah ini terjadi, maka biasanya di mulai segera setelah mendapat suntikan dan berlangsung selama 1-2 hari. Masalah tingkat Sedang setelah vaksinasi yang dinonaktifkan: Anak-anak kecil yang mendapatkan vaksinasi influenza yang dinonaktifkan dan vaksin pneumokokus (PCV13) secara bersamaan tampaknya berisiko lebih besar mengalami kejang akibat demam. Mintalah informasi lebih jauh kepada dokter Anda. Beritahu dokter jika ada anak yang mendapat vaksin influenza pernah mengalami kejang. Masalah yang Parah setelah vaksinasi yang dinonaktifkan: Reaksi alergi yang parah bisa terjadi setelah vaksinasi (diperkirakan kurang dari 1 dalam satu juta dosis). Ada kemungkinan kecil bahwa vaksin influenza yang dinonaktifkan ini dikaitkan dengan Guillain-BarrĂ© Syndrome, tidak lebih dari 1 atau 2 kasus per satu juga orang yang divaksinasi. Ini jauh lebih rendah dibanding risiko komplikasi yang parah akibat flu, yang bisa dicegah oleh vaksinasi flu. Apa yang harus dilakukan saat terjadi reaksi pasca vaksin flu? Amati! Keadaan apapun yang tidak lazim, misalnya demam tinggi, perubahan perilaku, tanda-tanda reaksi alergi yang parah. Tanda-tanda reaksi alergi yang parah bisa berupa berupa kesulitan bernafas, hives (penyakit gatal dengan bintik-bintik merah), bengkak pada wajah dan tenggorokan, merasa lemah, detak jantung menjadi cepat dan pusing. Reaksi ini bisa berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam setelah vaksinasi. Bertindak! Reaksi alergi yang parah atau keadaan darurat lainnya yang tidak dapat menunggu, hubungi ambulans atau antarkan orang tersebut ke rumah sakit terdekat ATAU periksalah ke dokter. Setelah itu, reaksi alergi tersebut harus dilaporkan ke Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Puskesmas terdekat. ATAU laporkan kepada dokter yang menangani agar bisa diajukan laporan ini. Referensi: In Harmony Clinic. Pernyataan Informasi Mengenai Vaksinasi: Vaksin Influenza yang Perlu Anda Ketahui. 2013-2014. CDC – Who Should Get Vaccinated Against Influenza | Seasonal Influenza (Flu). [homepage on the Internet]. 22 Agustus 2013 [cited 2014 Apr 29]. Available from: CDC, Web site: CDC – Who Should Get Vaccinated Against Influenza | Seasonal Influenza (Flu) Immunise – Questions and Answers for Influenza (flu) Vaccination 2014. [homepage on the Internet]. 8 April 2014 [cited 2014 Apr 29]. Available from: Australian Government – Department of Health, Web site: Immunise – Questions and Answers for Influenza (flu) Vaccination 2014 Vaccination & Vaccine Safety | Flu.gov. [homepage on the Internet]. 29 April 2014 [cited 2014 Apr 29]. Available from: U.S. Department of Health & Human Services, Web site: Vaccination & Vaccine Safety | Flu.gov. Flu and Flu vaccine – Live Well – NHS Choices. [homepage on the Internet]. 15 September 2013 [cited 2014 Apr 29]. Available from: NHS, Web site: Flu and Flu vaccine – Live Well – NHS Choices

Jawaban TanyaDok.com di : https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/vaksin-flu-cegah-flu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar