Haji abdul muhyi
lahir pada tahun 1650m/1071 H dan ia dibesarkan oleh orang tuanya dikota
gresik/ampel. ia selalu mendapat pendidikan agama yang baik dari orang
tua ataupun ulama-ulama sekitar ampel. karena ketekunan-nya menuntut
ilmu dan dengan ibadah disamping kewibawaan dan kesederhanaan yang
menempel pada diri beliau maka tidak heran jika teman-teman sebaya
selalu menghargai dan menghormatinya.
Biografi syekh abdul muhyi
Pada saat umur 19 tahun ia pergi ke aceh/kuala untuk berguru kepada Syeikh Abdul Rouf bin Abdul Jabar, sekitar 8 tahun 1090 sampai 1098 H/1669 sampai 1677 dari usia 27 beliau dan teman-teman sepondoknya dibawa oleh gurunya ke baghdad bagi berjiarah ke makam syekh abdul kodir Al-jailani dan bermukim disana sekitar2 tahun. sesudah itu mereka pun diajak oleh syekh abdul rouf mekah untuk menunaikan ibadah haji.
Ketika telah sampai dibaitullah, Syeikh Abdul Rouf bin Abdul mendapat ilham kalau diantara semua santrinya akan mendapatkan kewalian. dalam ilham itu mengatakan "Apalila sudah tampak tanda-tanda maka Syeikh Abdul Rouf bin Abdul menyuruh santrinya mencari goa dijawa bagian barat untuk bermukim disana.
Suatu hari sekitar waktu asyar dimasjidil haram ada cahaya yang menuju kepada Syekh Abdul Muhyi hal itu diketahui oleh gurunya (abdul rauf) sebagai tanda tersebut. sesudah itu Syeikh Abdul Rouf bin Abdul membawanya mereka pulang ke kuala/aceh tahun 1677m. setelah sampai dikaula syekh abdul muhyi disuruh pulang kegrisik, untuk meminta restu dari kedua orang tuanya karena sudah diberi tugas oleh gurunya harus mencari goa dan harus bermukim disana, sebelum berangkat mencari goa syeikh abdul muhyi di nikahkan oleh orang tuanya dengan seseorang yang bernama "Ayu bakta" putri dari sembah dalem sacaparana.
Seduah menikah Syeikh Abdul Muhyi dengan istri nya berangkat ke arah barat dan sampailah mereka di daerah bernama Darma Kuningan. atas permintaan penduduk setempat syekh abdul muhyi bersama istrinya menetap di Darma Kuningan sekitar 7 tahun (1678 sampai 1685 M) kabar tentang Syeikh Abdul Muhyi bersama istrinya terdengar oleh orang tuanya dan orang tuanya menyusul dan menetap disana.
Perjalanan untuk mencari goa pemijahan
Untuk membina penduduk, beliau juga berusaha menemukan goa yang diperintahkan gurunya, dengan mencoba beberapa kali menanam padi ternyata gagal dikarenakan hasilnya melimpah. harapan beliau tentang isyarat keberadaan goa yang diberikan oleh Syeikh Abdul Rauf ialah apabila ditempat ditanam padi maka hasilnya akan tetap sembenih dan itu artinya tak menambah penghasilan maka disanalah tempat gua itu berada.dikarena kan mereka tidak menemukan goa yang dicari akhirnya syeikh Abdul Muhyi dan bersama keluarganya berpamitan kepada desa penduduk karena akan melanjutkan perjalanan mencari goa.
Sesudah diperjalanan yang cukup panjang sampailah mereka di daerah pemengpeuk (garut selatan), dan disinilah mereka bermukim sekitar satu tahun (1685 sampai 1686 m), setahun kemudian ayah handa meninggal (Sembah lebe warta kusuma) meninggal dan dimakamkan-nya dikampung dukuh ditepi kali cikaengan.
Beberapa hari kemudian sesudah pemakaman ayah handanya, beliau melanjutkan perjalanan-nya dan bermukim dibatu wangi. peerjalanan dilanjutkan dari batu wangi sampai lembaksiu dan mereka bermukim disana selama 4 tahun (1686 sampai 1690 M)
Walaupun dilebaksiu tak menemukan goa yyang dicari, Syeikh Abdul Muhyi tidak putus asa dan melangkahkan kakinya ke sebalah timur dari lebaksiu yaitu diatas gunung kampung cilumbu. akhirnya ia turun ke lembah sambil bertafakur melihat keindahan-nya pemandangan dan sambil mencoba menanam padi.
Dan Syeikh Abdul Muhyi kembali ke lebaksiu untuk menjumpai keluarganya karena jarak dari tempat ini tidak jauh, +.6.km. suasana dipegunungan pun membawa perasaan tenang, maka gunung itu diberinama gunung mujarod' yang berarti gunung untuk menenangkan suasana hati.
Pada suatu hari, beliau melihat padi yang sudah di tanam sekarang menguning dan waktunya untuk dipetik. saat di petik keluarlah sinar cahaya kewalian dan terlihatlah kekuasaan Alloh. padi yang sudah dipanen akhir nya menghasilkan tidak kurang dan tidak lebih, hanya mendapat sebanyak benih yang ditanam. ini adalah tanda sebagai pencari goa sudah cukup dekat. untuk meyakinkan keadaan goa didalamnya, maka ditempatt itu ditaman padi lagi, dan sambil berdo'a kepada Alloh, supaya gua yang dicari segera ditemukan. maka dengan kekuasaan Alloh padi yang tadi di tanam langsung tumbuh dan waktu itu juga berubah dan menguning, kemudian dipetik dan hasilnya ternyata sama, sebagai mata hasil panen yang pertama. disanalah Syeikh Abdul Muhyi yakin bahwa didalam gunung ada gua.
Sewaktu Syeikh Abdul Muhyi sedang berjalan ke arah timur, terdengarlah suara air terjun dan kicauan burung yang berasal dari dalam lubang, dan dilihat lubang besar itu dimana keadaan-nya sama dengan yang digambarkan oleh gurunya, ketika 2 tangan nya diangkat, memuji kebesaran Alloh. sudah ditemukan goa bersejarah, dimana tempat goa ini dahulu Syeikh Abdul Qodir menerima ijasah ilmu agama dari gurunya yang bernama Imam Sanusi.
Goa yang sekarang dikenal sebagai goa pamijahan merupakan warisan dari syeikh Abdul Qodir Al-Jailani yang selama 200 tahun sebelum Syeikh Abdul Muhyi. goa ini terletak diantara kaki gunung mujarod, sejak gua di temukan Syeikh Abdul Muhyi bersama keluarganya dan santri-santrinya bermukim disana. dengan mendidik santrinya dengan ilmu agama, sSyeikh Abdul Muhyi juga menempuh jalan tharekat.
menurut pendapat yang masyur Syeikh Abdul Muhyi kederajat kawalian melalui thiriqoh mu'tabaroh satariyah, yang silsilah keguguran/ kemursyidan-nya hingga kepada rasullulah saw.
berikut silsilahnya:
Rasullulah saw. Ali bin abi tholib, sayyidina hasan, imam muhamad bakir, Sayyidina zainal abidin, Imam ja'far sodi, yazidiz sulthon, Sulton arifin, syek muhamad maghribi, Sayid muhamad arif, syekh abdulah satari, syekh arabi zadilin asyiq, seykh hidayatullah syamrad, Syekh haji hudori, Syaid muhammad gghoizi, sayyid wajhudin, sayyid sifattulah, sayyidina abi muwhib abdullah ahmad, syeikh ahmad bin muhammad (Ahmad qosos), syeikh abdul rauf, syekh haji abdul muhyi.
Sudah lama mendidik santrinya didalam goa, maka tibalah saatnya untuk menyebarkan agama islam di perkampungan . didalam perjalanan. sudah sampailah di salah satu perkampungan yang terletak dikaki gunung, yang bernama kampung bojong, selama bermukim dibojong dianugrahi beberapa putra dan istrinya ayu bakta. diantara putra mereka ialah dalem bojong, Media Kusumah, DAlem Abdullah, Fakih Ibrahim.
Beberapa lama sesudah menetap dibojong, atas petunjuk dari Alloh, Syeikh Abdul Muhyi dan santrinya pindah ke daerah "safarwadi" disanalah mereka membangun masjid dan rumah sebagai tempat tinggal hingga akhir hayat nya. para santri pun di suruh Syeikh Abdul Muhyi menyebarkan agama islam, semisal Sembah Qotib Muhawid yang makamnya di Panyalan, Eyang Abdul Kohar bermukim dipadawa sedang Sembah Dalem Secarapana (Mertua Syeikh Abdul Muhyi) sampai dibojong hingga akhir hayatnya yang kini makamnya terkenal dengan nama Bengkok.
Makam ini banyak sekali dijiarahi oleh kaum muslimin. banyak sekali santrinya yang tersebar sampai pelosok kampung di sekitar jawa barat untuk menyebarkan ilmu agama islam.
Dalam penyebaran agama islam Syeikh Abdul Muhyi menggunakan dengan ahlak yang luhur dan disertai tauladan yang sangat baik. salah satu contoh dam metode yang mengislamkan seseorang merupakan sewatu beliau melihat seseorang sedang memancing ikan, dan orang itu kelihatan sedih karena tidak mendapat seekor ikan pun. kemudian dihampirinya dan disapa. "Bolehkah saya meminjam kalinya" dan orang itu memperbolehkan-nya. syekh abdul muhyi mulai memancing sambil berdoa "Bismillahi hirroh maa nir roohim" asyhadu alla illaha illalah, wa asy hadu anna muhammaddur rasulullah.
Setiap kail dilempari kedalam air, dan ikan selalu mengakapnya. tak lama kemudian ikan yang didapat sangat banyak hingga membuat orang tersebut keheranan dan bertanya, "Apa doa yang dibaca untuk memancing? beliau mencawab, "Basmallah dan syahadat". ternyata orang tersebut tertarik dengan doa itu dan masuk islam.
Disamping ahli dalam ilmu agama, Syeikh Abdul Muhyi juga ahli pada ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu hisab, dan juga ahli seni membaca Al-Qur'an, maka bisa saat itu banyak sekali para wali yang datang kepamijahan untuk berdialog masalah agama seperti wailluyah dari bantenSyeikh Maulana Mansyur, putra Sultan Abdul Fatah Tirtayasa keturunan sulltan Hasanudin bin sultan Gunung Jati, juga Syeikh Jaf'ar Shidiq yang makamnya dicibiuk Limbangan-garut.
Didalam goa dilarang untuk merokok
Suatu hari syekh abdul muhyi dan maulana masyur berada dimekah dan pulang kejawa. mereka berunding , siapa yang sampai duluan hendak-lah menunggu ditempat yang sudah disepakati.
Syeikh Maulana Mansyur berjalan diatas bumi dan Syeikh Abdul Muhyi berjalan dibawah tanah. dengan masing-masing menggunakan kesaktian-nya.
Ketika Syeikh Abdul Muhyi berjalan di bawah laut tiba-tiba ia kedingan dan kemudian berhenti. dan beliau menyalakan api unuk merokok tiba-tiba sekelilingnya menjadi gelap di kelilingi kabut yang semakin tebal. maka syekh abdul muhyi teringat bahwa merokok itu perbuatan makhruh dan dirinya pun merasa berdosa.
Akhirnya Syeikh Abdul Muhyi langsung bertaubat minta ampunan kepada Alloh, seketika kabut pun hilang dan beliau melanjutkan lagi perjalanan. dan pada saat itu Syeikh Abdul Muhyi meninggalkan merokok, bahkan dapat dikatakan mengharamkan merokok untuk dirinya sedangkan untuk keluarga dan pengikutnya juga di larang merokok bila berdekatan dengan-nya. karena hingga saat ini didaerah pamijahan tidak boleh merokok kecuali ditempat yang sudah ditentukan.
Pada suatu hari ia jatuh sakit. ketika malaikat datang menjemput Syeikh Abdul Muhyi. beliau pun berpesan kepada anak dan putranya. "Wahai istri dan anakku yang aku sayangi, hendaklah kalian bertakwa kepada allah, dan berbaktilah kepada orang tua yang sudah melahirkan dan membesarkanmu, mulyakanlah dan hormati tamumu, bicaralah dengan baik, senangkan lah orang lain, kalu kamu tidak bisa menyenangkan orang, maka janganlah berbuat yang menyusahkan-nya, kasihanilah orang yang kecil, dan hormatilah orang yang besar serta hargailah sesamamu. hiduplah didunia ini seakan melintas jurang penuh dengan duri".
Pada hari senin tgl 8 jumadi awai tahun 1151H atau 1730 M ba'dal shalat subuh, Syeikh Abdul Muhyi pun pergi untuk selamanya menghadap allah swt. pada usia 80 tahun. Jenazah nya pun dimakam kan di Pemijahan. sampai saat ini banyak orang yang berduyun-duyun berjiarah kemakamnya sambil membacakan doa sebagai wujud kecintaan-nya kepada Syeikh Abdul Muhyi. seorang waliyullah yang sudah berjuang menyebarkan agama islamnya ditanah air dan jawa barat pada khususnya.
Demikian lah penjelasan artikel kami menganai "Sejarah syekh abdul muhyi pamijahan". Semoga yang kami jelaskan diatas bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih
Pada saat umur 19 tahun ia pergi ke aceh/kuala untuk berguru kepada Syeikh Abdul Rouf bin Abdul Jabar, sekitar 8 tahun 1090 sampai 1098 H/1669 sampai 1677 dari usia 27 beliau dan teman-teman sepondoknya dibawa oleh gurunya ke baghdad bagi berjiarah ke makam syekh abdul kodir Al-jailani dan bermukim disana sekitar2 tahun. sesudah itu mereka pun diajak oleh syekh abdul rouf mekah untuk menunaikan ibadah haji.
Ketika telah sampai dibaitullah, Syeikh Abdul Rouf bin Abdul mendapat ilham kalau diantara semua santrinya akan mendapatkan kewalian. dalam ilham itu mengatakan "Apalila sudah tampak tanda-tanda maka Syeikh Abdul Rouf bin Abdul menyuruh santrinya mencari goa dijawa bagian barat untuk bermukim disana.
Suatu hari sekitar waktu asyar dimasjidil haram ada cahaya yang menuju kepada Syekh Abdul Muhyi hal itu diketahui oleh gurunya (abdul rauf) sebagai tanda tersebut. sesudah itu Syeikh Abdul Rouf bin Abdul membawanya mereka pulang ke kuala/aceh tahun 1677m. setelah sampai dikaula syekh abdul muhyi disuruh pulang kegrisik, untuk meminta restu dari kedua orang tuanya karena sudah diberi tugas oleh gurunya harus mencari goa dan harus bermukim disana, sebelum berangkat mencari goa syeikh abdul muhyi di nikahkan oleh orang tuanya dengan seseorang yang bernama "Ayu bakta" putri dari sembah dalem sacaparana.
Seduah menikah Syeikh Abdul Muhyi dengan istri nya berangkat ke arah barat dan sampailah mereka di daerah bernama Darma Kuningan. atas permintaan penduduk setempat syekh abdul muhyi bersama istrinya menetap di Darma Kuningan sekitar 7 tahun (1678 sampai 1685 M) kabar tentang Syeikh Abdul Muhyi bersama istrinya terdengar oleh orang tuanya dan orang tuanya menyusul dan menetap disana.
Perjalanan untuk mencari goa pemijahan
Untuk membina penduduk, beliau juga berusaha menemukan goa yang diperintahkan gurunya, dengan mencoba beberapa kali menanam padi ternyata gagal dikarenakan hasilnya melimpah. harapan beliau tentang isyarat keberadaan goa yang diberikan oleh Syeikh Abdul Rauf ialah apabila ditempat ditanam padi maka hasilnya akan tetap sembenih dan itu artinya tak menambah penghasilan maka disanalah tempat gua itu berada.dikarena kan mereka tidak menemukan goa yang dicari akhirnya syeikh Abdul Muhyi dan bersama keluarganya berpamitan kepada desa penduduk karena akan melanjutkan perjalanan mencari goa.
Sesudah diperjalanan yang cukup panjang sampailah mereka di daerah pemengpeuk (garut selatan), dan disinilah mereka bermukim sekitar satu tahun (1685 sampai 1686 m), setahun kemudian ayah handa meninggal (Sembah lebe warta kusuma) meninggal dan dimakamkan-nya dikampung dukuh ditepi kali cikaengan.
Beberapa hari kemudian sesudah pemakaman ayah handanya, beliau melanjutkan perjalanan-nya dan bermukim dibatu wangi. peerjalanan dilanjutkan dari batu wangi sampai lembaksiu dan mereka bermukim disana selama 4 tahun (1686 sampai 1690 M)
Walaupun dilebaksiu tak menemukan goa yyang dicari, Syeikh Abdul Muhyi tidak putus asa dan melangkahkan kakinya ke sebalah timur dari lebaksiu yaitu diatas gunung kampung cilumbu. akhirnya ia turun ke lembah sambil bertafakur melihat keindahan-nya pemandangan dan sambil mencoba menanam padi.
Dan Syeikh Abdul Muhyi kembali ke lebaksiu untuk menjumpai keluarganya karena jarak dari tempat ini tidak jauh, +.6.km. suasana dipegunungan pun membawa perasaan tenang, maka gunung itu diberinama gunung mujarod' yang berarti gunung untuk menenangkan suasana hati.
Pada suatu hari, beliau melihat padi yang sudah di tanam sekarang menguning dan waktunya untuk dipetik. saat di petik keluarlah sinar cahaya kewalian dan terlihatlah kekuasaan Alloh. padi yang sudah dipanen akhir nya menghasilkan tidak kurang dan tidak lebih, hanya mendapat sebanyak benih yang ditanam. ini adalah tanda sebagai pencari goa sudah cukup dekat. untuk meyakinkan keadaan goa didalamnya, maka ditempatt itu ditaman padi lagi, dan sambil berdo'a kepada Alloh, supaya gua yang dicari segera ditemukan. maka dengan kekuasaan Alloh padi yang tadi di tanam langsung tumbuh dan waktu itu juga berubah dan menguning, kemudian dipetik dan hasilnya ternyata sama, sebagai mata hasil panen yang pertama. disanalah Syeikh Abdul Muhyi yakin bahwa didalam gunung ada gua.
Sewaktu Syeikh Abdul Muhyi sedang berjalan ke arah timur, terdengarlah suara air terjun dan kicauan burung yang berasal dari dalam lubang, dan dilihat lubang besar itu dimana keadaan-nya sama dengan yang digambarkan oleh gurunya, ketika 2 tangan nya diangkat, memuji kebesaran Alloh. sudah ditemukan goa bersejarah, dimana tempat goa ini dahulu Syeikh Abdul Qodir menerima ijasah ilmu agama dari gurunya yang bernama Imam Sanusi.
Goa yang sekarang dikenal sebagai goa pamijahan merupakan warisan dari syeikh Abdul Qodir Al-Jailani yang selama 200 tahun sebelum Syeikh Abdul Muhyi. goa ini terletak diantara kaki gunung mujarod, sejak gua di temukan Syeikh Abdul Muhyi bersama keluarganya dan santri-santrinya bermukim disana. dengan mendidik santrinya dengan ilmu agama, sSyeikh Abdul Muhyi juga menempuh jalan tharekat.
menurut pendapat yang masyur Syeikh Abdul Muhyi kederajat kawalian melalui thiriqoh mu'tabaroh satariyah, yang silsilah keguguran/ kemursyidan-nya hingga kepada rasullulah saw.
berikut silsilahnya:
Rasullulah saw. Ali bin abi tholib, sayyidina hasan, imam muhamad bakir, Sayyidina zainal abidin, Imam ja'far sodi, yazidiz sulthon, Sulton arifin, syek muhamad maghribi, Sayid muhamad arif, syekh abdulah satari, syekh arabi zadilin asyiq, seykh hidayatullah syamrad, Syekh haji hudori, Syaid muhammad gghoizi, sayyid wajhudin, sayyid sifattulah, sayyidina abi muwhib abdullah ahmad, syeikh ahmad bin muhammad (Ahmad qosos), syeikh abdul rauf, syekh haji abdul muhyi.
Sudah lama mendidik santrinya didalam goa, maka tibalah saatnya untuk menyebarkan agama islam di perkampungan . didalam perjalanan. sudah sampailah di salah satu perkampungan yang terletak dikaki gunung, yang bernama kampung bojong, selama bermukim dibojong dianugrahi beberapa putra dan istrinya ayu bakta. diantara putra mereka ialah dalem bojong, Media Kusumah, DAlem Abdullah, Fakih Ibrahim.
Beberapa lama sesudah menetap dibojong, atas petunjuk dari Alloh, Syeikh Abdul Muhyi dan santrinya pindah ke daerah "safarwadi" disanalah mereka membangun masjid dan rumah sebagai tempat tinggal hingga akhir hayat nya. para santri pun di suruh Syeikh Abdul Muhyi menyebarkan agama islam, semisal Sembah Qotib Muhawid yang makamnya di Panyalan, Eyang Abdul Kohar bermukim dipadawa sedang Sembah Dalem Secarapana (Mertua Syeikh Abdul Muhyi) sampai dibojong hingga akhir hayatnya yang kini makamnya terkenal dengan nama Bengkok.
Makam ini banyak sekali dijiarahi oleh kaum muslimin. banyak sekali santrinya yang tersebar sampai pelosok kampung di sekitar jawa barat untuk menyebarkan ilmu agama islam.
Dalam penyebaran agama islam Syeikh Abdul Muhyi menggunakan dengan ahlak yang luhur dan disertai tauladan yang sangat baik. salah satu contoh dam metode yang mengislamkan seseorang merupakan sewatu beliau melihat seseorang sedang memancing ikan, dan orang itu kelihatan sedih karena tidak mendapat seekor ikan pun. kemudian dihampirinya dan disapa. "Bolehkah saya meminjam kalinya" dan orang itu memperbolehkan-nya. syekh abdul muhyi mulai memancing sambil berdoa "Bismillahi hirroh maa nir roohim" asyhadu alla illaha illalah, wa asy hadu anna muhammaddur rasulullah.
Setiap kail dilempari kedalam air, dan ikan selalu mengakapnya. tak lama kemudian ikan yang didapat sangat banyak hingga membuat orang tersebut keheranan dan bertanya, "Apa doa yang dibaca untuk memancing? beliau mencawab, "Basmallah dan syahadat". ternyata orang tersebut tertarik dengan doa itu dan masuk islam.
Disamping ahli dalam ilmu agama, Syeikh Abdul Muhyi juga ahli pada ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu hisab, dan juga ahli seni membaca Al-Qur'an, maka bisa saat itu banyak sekali para wali yang datang kepamijahan untuk berdialog masalah agama seperti wailluyah dari bantenSyeikh Maulana Mansyur, putra Sultan Abdul Fatah Tirtayasa keturunan sulltan Hasanudin bin sultan Gunung Jati, juga Syeikh Jaf'ar Shidiq yang makamnya dicibiuk Limbangan-garut.
Didalam goa dilarang untuk merokok
Suatu hari syekh abdul muhyi dan maulana masyur berada dimekah dan pulang kejawa. mereka berunding , siapa yang sampai duluan hendak-lah menunggu ditempat yang sudah disepakati.
Syeikh Maulana Mansyur berjalan diatas bumi dan Syeikh Abdul Muhyi berjalan dibawah tanah. dengan masing-masing menggunakan kesaktian-nya.
Ketika Syeikh Abdul Muhyi berjalan di bawah laut tiba-tiba ia kedingan dan kemudian berhenti. dan beliau menyalakan api unuk merokok tiba-tiba sekelilingnya menjadi gelap di kelilingi kabut yang semakin tebal. maka syekh abdul muhyi teringat bahwa merokok itu perbuatan makhruh dan dirinya pun merasa berdosa.
Akhirnya Syeikh Abdul Muhyi langsung bertaubat minta ampunan kepada Alloh, seketika kabut pun hilang dan beliau melanjutkan lagi perjalanan. dan pada saat itu Syeikh Abdul Muhyi meninggalkan merokok, bahkan dapat dikatakan mengharamkan merokok untuk dirinya sedangkan untuk keluarga dan pengikutnya juga di larang merokok bila berdekatan dengan-nya. karena hingga saat ini didaerah pamijahan tidak boleh merokok kecuali ditempat yang sudah ditentukan.
Pada suatu hari ia jatuh sakit. ketika malaikat datang menjemput Syeikh Abdul Muhyi. beliau pun berpesan kepada anak dan putranya. "Wahai istri dan anakku yang aku sayangi, hendaklah kalian bertakwa kepada allah, dan berbaktilah kepada orang tua yang sudah melahirkan dan membesarkanmu, mulyakanlah dan hormati tamumu, bicaralah dengan baik, senangkan lah orang lain, kalu kamu tidak bisa menyenangkan orang, maka janganlah berbuat yang menyusahkan-nya, kasihanilah orang yang kecil, dan hormatilah orang yang besar serta hargailah sesamamu. hiduplah didunia ini seakan melintas jurang penuh dengan duri".
Pada hari senin tgl 8 jumadi awai tahun 1151H atau 1730 M ba'dal shalat subuh, Syeikh Abdul Muhyi pun pergi untuk selamanya menghadap allah swt. pada usia 80 tahun. Jenazah nya pun dimakam kan di Pemijahan. sampai saat ini banyak orang yang berduyun-duyun berjiarah kemakamnya sambil membacakan doa sebagai wujud kecintaan-nya kepada Syeikh Abdul Muhyi. seorang waliyullah yang sudah berjuang menyebarkan agama islamnya ditanah air dan jawa barat pada khususnya.
Demikian lah penjelasan artikel kami menganai "Sejarah syekh abdul muhyi pamijahan". Semoga yang kami jelaskan diatas bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih
Sumber http://www.motekar.net/2015/08/sejarah-syekh-abdul-muhyi-pamijahan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar