04.
Adab Salat Jum'at
Ketahuilah
bahwa Jum'at merupakan hari raya bagi orang-orang yang beriman. Ia
merupakan hari mulia yang khusus diperuntukkan Allah bagi umat ini. Di dalamnya
ada saat-saat penting yang apabila seorang mukmin meminta kebutuhannya kepada
Allah SWT, pasti Allah akan mengabulkan. Oleh karena itu, persiapkanlah dirimu
untuk menghadapi hari raya tersebut semenjak hari Kamis dengan cara
membersihkan pakaian dan banyak bertasbih dan istigfar pada Kamis petang
(sore)-nya, karena keutamaan saat itu sama dengan keutamaan hari Jumat.
Berniatlah untuk berpuasa untuk hari Jumat. Tetapi harus dengan hari Kamis
atau hari Sabtu, tidak boleh dikerjakan pada hari Jumat saja.
Jika
subuh telah tiba, mandilah dengan niat mandi Jumat karena mandi pada hari Jumat
hukumnya sunah muakkad. Kemudian berhiaslah dengan
memakai pakaian putih karena itulah pakaian yang paling dicintai Allah Swt,
lalu pakailah parfum yang paling wangi yang kamu miliki, dan bersihkan badanmu
dengan bercukur rambut, menggunting kuku, bersiwak, dan yang lainnya, kemudian
segeralah bergegas menuju mesjid dan berjalanlah dengan perlahan dan tenang.
Nabi Saw. bersabda, "Siapa yang pergi untuk salat Jumat di waktu yang
pertama seakan-akan ia telah berkurban unta, siapa yang pergi pada waktu kedua
seakan-akan ia berkurban sapi betina, siapa yang pergi di waktu ketiga,
seakan-akan ia berkurban kambing kibas, siapa yang pergi di waktu ke empat
seakan-akan ia berkurban ayam, siapa yang pergi di waktu kelima seakan-akan ia
berkurban telur. Jika imam sudah keluar atau naik mimbar, maka
lembaran-lembaran itu pun dilipat dan pena-pena diangkat, sementara
para malaikat berkumpul di mimbar untuk mendengarkan zikir / peringatan."
Disebutkan
bahwa kedekatan manusia dalam pandangan Allah SWT, bergantung pada cepatnya
mereka menuju salat Jumat. Kemudian, apabila engkau berada di mesjid, usahakan
untuk berada di shaf yang pertama. Jika manusia sudah banyak berkerumun, jangan
melewati pundak mereka dan jangan pula lewat di hadapan mereka yang sedang
salat. Duduklah dekat tembok agar mereka tidak lewat di depanmu. Sebelum itu
lakukanlah salat tahiyyatul masjid. Lebih baik lagi, kalau engkau salat
sebanyak empat rakaat. Dalam setiap rakaat, setelah membaca surat al-Fatihah,
engkau membaca surat al-Ikhlas sebanyak lima puluh kali. Disebutkan
dalam satu riwayat bahwa siapa yang melakukan amalan tersebut, ia tidak akan meninggal dunia sampai
melihat tempat duduknya
di surga atau hal itu diperlihatkan padanya. Jangan sampai engkau meninggalkan
salat tahiyyatul masjid walaupun imam sedang berkhotbah. Disunahkan agar dalam
empat rakaat itu engkau membaca surat al-An'am, surat al-Kahfi,
surat Thaha, dan surat Yasin. Jika tidak mampu, engkau bisa membaca surat
Yásin, surat ad-Dukhan' , surat Alif Lam Mim, as-Sajadah, dan surat
al-Mulk. Sebaiknya engkau membaca surat tersebut pada malam Jumat karena di
dalamnya banyak sekali keutamaan. Siapa yang tak bisa,
perbanyaklah membaca surat al-Ikhlas.
Perbanyaklah
membaca salawat atas Rasulullah SAW. khususnya pada hari tersebut.
Manakala imam atau khatib sudah naik mimbar, berhentilah dari salat dan
berbicara. Sibukkan dirimu dengan menjawab panggilan azan serta dengan mendengarkan
khotbah dan ceramah. Sama sekali tak boleh berbicara ketika khatib
sedang berkhotbah.
Dalam riwayat disebutkan, "Siapa yang berkata kepada temannya, `Diamlah” saat imam berkhotbah maka ia telah berbuat
sia-sia. Dan siapa yang berbuat sia-sia, maka ia tak
mendapat keutamaan Jumat." itu karena perintah diam itu
sendiri berbentuk ucapan. Sebaiknya larangan diberikan dalam bentuk isyarat, bukan
dengan kata-kata.
Lalu
ikutilah perbuatan imam seperti telah disebutkan sebelumnya. Apabila telah
selesai, sebelum berbicara bacalah surat al-Fatihah, surat al-Ikhlas, surat al‑Falaq dan surat an-Naas,
masing-masing tujuh kali. Itu akan melindungimu dari Jumat ke Jumat, juga akan menjagamu dari setan. Setelah
itu, bacalah:
“Allahumma yaa ghaniyy
yaa hamiid yaa Mubdii yaa mu’iid yaa rahiimi yaa waduud aghninii
bihalalika ‘an haramika bi fadhlika ‘an ma’shiyatika wabifadhlika ‘amman
siwaak.”
"Ya Allah wahai Zat Yang Mahakaya, Maha Terpuji,
Maha Memulai, Maha Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Pemberi. Berilah kecukupan padaku
dengan yang halal bukan yang haram; dengan taat, bukan maksiat; dan dengan
karunia-Mu, bukan selain-Mu."
Setelah
itu, lakukanlah salat dua rakaat atau enam rakaat yang dilakukan dengan
dua-dua. Semua itu terdapat dalam riwayat yang berasal dari Rasulullah Saw.
dalam kondisi yang berbeda-beda.
Kemudian
menetaplah di mesjid sampai waktu maghrib atau asar. Hendaknya
engkau selalu memperhatikan waktu yang mulia. Sebab, waktu mulia tersebut
terdapat sepanjang hari itu, tapi tidak ditentukan secara pasti. Mudah-mudahan
engkau memperolehnya ketika sedang berada dalam kondisi yang khusyuk dan tunduk
kepada Allah SWT. Selama di mesjid, jangan engkau mendekati majelis cerita dan
kisah. Tapi, hendaknya engkau menghampiri majelis yang berisi ilmu yang
bermanfaat. Majelis itulah yang bisa membuatmu lebih takut kepada Allah dan
membuatmu kurang cinta pada dunia. Jika suatu ilmu tak mampu mengajakmu untuk
meninggalkan dunia menuju akhirat, maka lebih baik tak usah mengetahui ilmu
tersebut. Berlindunglah kepada Allah dari ilmu yang tak bermanfaat.
Perbanyaklah
berdoa ketika matahari terbit, tergelincir, dan terbenam, ketika khatib naik
mimbar, dan ketika orang-orang berdiri untuk menunaikan salat, karena
kemungkinan besar itulah waktu-waktu yang mulia.
Berusahalah
untuk bersedekah semampumu pada hari tersebut walaupun sedikit. Dengan
demikian, engkau telah mengumpulkan antara salat, puasa, sedekah, membaca
Alquran, zikir, dan iktikaf. Jadikan hari tersebut sebagai waktu yang khusus
kau peruntukkan bagi akhiratmu ; barangkali is menjadi penebus dosa bagi
hari-hari lainnya dalam seminggu.