Fasal 2
Dan wajib bagi
kamu wahai saudaraku, untuk memperbaiki niat dan mengikhlaskan niat
tersebut dan bertafakur akan niatmu sebelum engkau memasuki amal/sebelum
mengerjakan sesuatu amal ibadah. Karena sesunggunya niat itu adalah
pondasi atau dasar daripada amal. Dan amal mengikuti niat Mengenai baik
dan buruknya, rusak dan selamatnya dll. . dan sungguh telah bersabda RasuluLlah
SAW, Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya . dan bagi setiap
manusia tergantung dari apa yang ia niatkan. .
Dan
wajib juga bagi kamu semua, untuk tidak mengucapkan suatu perkataan atau tidak
mengamalkan suatu amal perbuatan atau berkehendak mengerjakan sesuatu apapun
kecuali niatmu dalam hal itu semua adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah
dan mencari pahala yang baik di sisiNya. Dan ketahuilah
sesungguhnya tidak akan dapat terjadi pendekatan diri kepada Allah Ta’ala
kecuali dengan apa yang telah disyari’atkan oleh Allah melalui Lisan RasulNya
dari beberapa perbuatan fardhu, dan sunnah, .
Maka
menjadilah perbuatan yang mubah akan tetapi karena niatnya baik, maka
perbuatan itu menjadi sebab mendekatnya diri kepada Allah. Seperti orang
yang ketika makan ia berniat untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan ta’at
kepada Allah Ta’ala atau ketika menikah diniatkan untuk mendapatkan
keturunan yang nantinya mereka akan menjadi orang yang ahli beribadah kepada Allah.
Dan disyaratkan di dalam niat yang baik dimana harus dilanjutkan dengan amal
perbuatannya. Misal orang yang mencari ilmu dan ia bercita-cita akan
mengamalkan ilmunya, maka apabila ia tidak mengamalkan ilmu yag telah pernah
diperolehnya ketika dia mampu untuk mengamalkannya, maka niatnya yang demikian
itu bukanlah niat yang benar / niyatushoodiqoh. Demikian juga orang yang
mencari harta dunia dengan niat agar ia tidak merepotkan orang lain, dan
mnyedekahkannya kepada orang yang membutuhkan dari orang-orang yang miskin,
atau untuk mempererat silaturrahmi dengan hartanya itu, apabila ia tidak
melaksanakannya apa yang ia niatkan ketika dia mampu maka niat yang demikian
ini bukanlah termasuk niat yang benar atau niat yang Shoodiqoh. Dan
ketahuilah bahwa niat yang baik itu tidak dihitung dalam amal perbuatan yang
buruk misalnya orang yang ikiut mendengarkan pembicaraan ghaibah kepada
sesama muslim yang mana dalam mendengarkannya tersebut dia berniat untuk
menyenangkan hati orang yang sedanng ghaibah / membicarakan aib saudara
se muslim, maka niatnya yang demikian ini bukanlah niat yang baik bahkan ia
termasuk salah seorang diantara yang ikut ghaibah tersebut.
Dan
barangsiapa yang diam diri dari amar ma’ruf dan nahiii munkar dan dia
mendakwakan bahwa niatnya itu agar tidak menyakiti hati orang yang melaksanakan
perbuatan munkar, maka niat yang demikian ini bukanlah termasuk niat yang baik
bahkan ia termasuk juga ke dalam golongan yang mellaksanakan kemungkaran.
Demikian juga perbuatan yang baik, tetapi niatnya tidak baik juga tidak akan
menghasilkan pahala yang baik di sisi Allah seperti orang yang melakukan
amal salih akan tetapi niatnya untuk mendapatkan kedudukan atau biar dipuji
oleh orang lain atau untuk mendatkan keuntungan materi. Maka
bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku, agar niatmu dalam melakukan amal salih
sebatas untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridhoan Allah
dan niatkanlah semua amal yang dibolehkan / Mubaahat hanya untuk
menambah ketaatan kepada Allah Ta’ala. Dan ketahuilah
sesungguhnya bisa terjadi juga satu amal shaleh di niatkan dengan beberapa niat
yang baik dan mendapatkan pahala secara sempurna dari tiap-tiap niat tersebut
semisal orang yang membaca Al-Qur’an dia niatkan untuk bermunajat kepada
Rabb nya, atau ia niatkan agar orang yang mendengarkannya mendapat
faidah atau manfaat dari apa yang ia baca. Dan semisal perbuatan mubah
dalam hal makan, dimana ia niatkan dalam makan tersebut untuk menjalankan
perintah Allah karena Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’anul
Kariim Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kamu sekalian dari rizki
yang baik yang Aku berikan kepada kamu semua. Dan berniat pula dalam
memakan makanan adalah untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan ta’at
kepada Allah dan juga dapat diniatkan pula untuk melahirkan rasa syukur
kepada Allah sesuai dengan firman Allah di dalam kitabNya makanlah
kamu sekalian dari rizki yang diberikan kepadamu dan bersyukurlah kepadaNya.
Bersabda
RosuuluLlah SAW -Sesungguhnya Allah mencatat perbuatan baik dan buruk……dan
selanjutnya RasuluLlah SAW menerangkan bahwa -barang siapa mempunyai tujuan
baik sedangkan ia tidak melaksanakannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai
satu amal kebaikan yang sempurna. Dan barang siapa yang mempunyai niat baik
juga ia melaksanaknnya maka Allah mencatatnya sebagai 10 kebaikan sampai 700 kebaikan
bahkan sampai berlipat dengan kelipatan yang banyak. Dan jika ia berniat
keburukan akan tetapi tidak mengamalkannya, maka dicatatlah ia sebagai satu
kebaikan, dan apabila ia mengamalkannya maka hanya dicatat sebagai satu
keburukan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar