FASAL 6
Dan
seharusnyalah bagi kamu memiliki wirid / amalan yaitu mempelajari atau
membaca Ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang akan menambah pengetahuanmu
(ma’rifatmu) akan Dzat Allah dan sifatNya dan Af’al /
perbuatanNya, dan dengan ilmu tersebut engkau akan mengetahui perintah
– perintahNya yang mendorongmu untuk ta’at kepadaNya, serta larangan-laranganNya
yang mencegahmu untuk bermaksiat kepadaNya, sehingga yang demikian itu akan
menyebabkan kamu zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat. Dan
dengan Ilmu yang bermanfaat tersebut akan memperlihatkanmu akan Aib atau
cacat dirimu dan akan dapat diketahui bahaya hasil perbuatanmu, serta tipudaya
musuh-musuhmu. Maka yang demikian inilah Ilmu yang bermanfaat yang tertera di
dalam Kitab Allah dan Sunnah Rasul SAW, dan kitab para Aimmah
atai para imam pemimpin umat. Dan Imam Al-Ghazali telah mengumpulkannya
dalam kitabnya yang sangat mulia (Ihya’ Ulumuddin), yang sangat besar
faidahnya bagi orang yang memiliki Bashiirah / mata hati dan gemar akan
Ilmu agama dan keyakinan yang sempurna, maka bersungguh-sungguh mereka dalam
mempelajari kitab tersebut, demikian juga bagi kamu jika kamu benar
bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan akhirat, dan berkeinginan untuk sampai
/ wushul kepada martabat hakikat. Dan sungguh kitab tersebut dijadikan
rujukan para ahli pencari hakikat yaitu para sufi dan mereka memperoleh
faidah yang sangat besar dalam waktu yang relatif singkat, semua karena berkah Al-Imaam
Al-ghazaali ra.
Dan
seharusnyalah bagi kamu memperbanyak membaca kitab hadits dan tafsir dan
mempelajari kitab yang umum/kebanyakan dipelajari oleh para alim ulama, karena
yang demikian itu akan dapat membukakan hati dan jalan yang sempurna
menuju kedekatan dengan Allah seperti yang dikatakan sebagian Arifiin.
Akan tetapi hendaklah berhati-hati apabila menelaah beberapa risalah yang
membahas masalah-masalah yang sangat halus/lembut dan masalah hakikat
dengan belajar sendiri tanpa didampingi seorang guru / Syaikh pemimbing,
dan masalah yang demikian ini banyak dijumpai dari risalah-risalah yang di
karang oleh beberapa pengarang seperti Syaikh Muhammad ‘Arabi dan beberapa
risalah dari Al-Imam Al-Gazali RA seperti kitab Al-Ma’aarij. Apabila ada
orang yang berkata, “sesungguhnya tidak mengapa bagi kami mempelajari
kitab-kitab tersebut karena sesungguhnya kami hanya mengambil apa-apa yang kafi
faham atasnya dan beriman terhadap apa yang tidak kami fahami dari kitab
tersebut”, maka jawabannya adalah “sesungguhnya dihawatirkan bagimu bahwa apa
yang engkau fahamkan dari kitab tersebut tidak sama denagn apa yang dikehendaki
oleh pengarangnya maka akan menjadi tersesat dari jalan yang benar, seperti
yang terjadi pada beberapa kaum yang muthala’ah kitib-kitab tersebut
tanpa pembimbing seorang Syaikh maka menjadi Zindiq dengan
pernyataan mereka mengenai hulul dan ittihaad (manunggaling
kawulo gusti) – penyatuan antara hamba dengan TuhanNya…….Na’udzubiLlahi min
dzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar